Gunung lawu kini menjadi salah satu destinasi wisata pendakian gunung yang digemari pemuda hingga orang dewasa. Hobby mendaki sudah mulai digemari oleh masyarakat umum sekitar lima sampai enam tahun yang lalu. Gunung lawu menjadi batas untuk wilayah jaw tengah dan jawa timur, memiliki hutan yang lebat dan indah.
Tapi tahukah kamu, gunung lawu mempunyai sisi cerita inspiratif. Dahulu pada tahun1964, gunung lawu mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan Sebagian lereng gunung lawu. Hal itu membuat lahan menjadi tandus. Ketika memasuki musim kemarau mata air menjadi kering dan membuat warga disekitar gunung menjadi kesulitan air bersih.
Bahkan Ketika musim penghujan tiba, bukanya situasi membaik tapi
sebaliknya. Banjir besar semakin menambah penderitaan masyarakat di lereng
gungung lawu.
Hal itu membuat seorang warga Bernama mbah sadirman gemas
dan ingin sekali menghentikan penderitaan masyarakat. Mbah Sadirman memutuskan
untuk mulai bergerak untuk menghijaukan kembali lahan bekas kebakaran di lereng
gungun Lawu.
Pada tahun 1996, Mbah Sadirman yang berasal dari desa Geneng, Bulukerto, Wonogiri mulai bergerak menanami bukit-bukit di lereng gunung Lawu dengan pohon beringin.
Berkat keteguhan dan konsistensi Mbah Sadirman, kini dia telah
menanam puluhan ribu pohon di lahan seluas 100 Hektar dan membuat ketersediaan
air bersih untuk lebih dari 3000 jiwa, tercukupi kembali.
Dalam melakukan penghijauan di lereng gunung Lawu, mbah
Sadirman memilih menanam pohon beringin. Menurutnya, pohon beringin banyak
mendatangkan manfaat diantaranya: daunya dapat menyerap panas, memperkuat
struktur tanah dan dapat menjadi tempat penampungan air tanah.
Selain manfaatnya yang lebih banyak, Mbah Sadirman juga
memiliki alasan kuat karena harga bibit pohon beringin yang lebih murah, walau
perawatanya cukup merepotkan.
“dulu daerah saya kalau musim kemarau, tanahnya panas
karena kering. Sedangkan sekarang malah menjadi sejuk karena ketersediaan air
yang melimpah.” Ucap Mbah sadirman.
Perjuangan Mbah Sadirman dalam menghijaukan lereng gunung
Lawu tidaklah mudah. Beliau mengaku sering mendapatkan hinaan dan gangguan dari
orang-orang. Selain menghina, mereka juga sering merusak bibit pohon yang di
tanam oleh beliau.
“saya dikatakan orang gila, soalnya cengkeh kok di tukarkan
dengan pohon beringin. Soalnya orang-orang kan berfikir, cengkeh menghasilkan,
sedangkan pohon beringin kan tidak menghasilkan. Tapi menurutku, cengkeh itu
kan menguntungkan pribadi, kalua beringin kan menguntungkan orang banyak.” Terang
mbah Sadirman.
Setelah sekian lama, akhirnya perjuangan mbah sadirman
membuahkan hasil. Pada tahun2016 beliau telah berhasil menanam 20.000 pohon di
hutan Gendol yang berada didekat desanya.
Berkat pohon-pohon yang tumbuh disana, sumber mata air dihutan
kembali muncul setelah sekian lama kering. Bahkan Ketika musim kemarau tiba dan
wilayah sekitar kekeringan, desa Mbah Sadirman menjadi bebas dari krisis air
bersih.
Berkat kegigihanya, Mbah Sadirman bisa membantu lebih dari 3000 warga mendapat air bersih. Berkat jasanya tersebut, mbah sadirman mendapat penghargaan Kalpataru dari Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo.
Dalam melakukan kegiatanya, mbah Sadirman sering mengajak
para pemuda. Bahkan banyak para pelajar yang mengikuti kegiatan alam
bersamanya.
Dengan adanya penerus, Mbah Sadirman berharap kegiatan
menanam pohon beringin di tempatnya tetap bisa dijalankan, mengingat kemampuan
karena usianya yang sudah tak lagi muda.
Kisah ini begitu inspiratif hingga banyak anak muda Ketika mendengar
kisahnya merasa terinspirasi dan menginginkan perubahan kearah yang lebih baik pada
daerahnya masing-masing.




0 Comments
Posting Komentar