Setibanya Bus yang bertolak dari Masjidil Haram, Rombongan haji dari Republik Indonesia bergegas melintasi trotoar dan menunggu untuk menyeberang jalan yang tidak terlalu padat oleh kendaraan.  dua orang petugas dengan menggunakan rompi hijau serta memegang rambu bertuliskan STOP memandu Jemaah haji yang akan menyeberang. Seorang petugas merentangkan tangan di tepi trotoar untuk memberi kode kepada pengendara, sedangkan petugas lainya bersiap berdiri menghadap laju kendaraan dan memberikan aba-aba kepada para jamaah untuk segera menyeberang. Kedua petugas tersebut terus mengawal dan mengawasi para Jemaah supaya tidak tertinggal rombongan dan dapat sampai diseberang jalan dengan aman.

Meskipun masih pagi, cuaca terasa sangat menyengat bahkan suhu kota Makkah sudah mencapai 37 derajat celcius.

Kendaraan yang melintas berlahan berhenti Ketika mengetahui pemandu penyeberangan mengangkat rambu bertuliskan STOP. Hingga semua Jemaah haji berhasil menyeberang  dan menepi di halte Mahbaz Jin 79, Mekkah, Arab Saudi. Hal tersebut pun juga berlaku Ketika Jemaah akan menyeberang dan naik bus shalawat.


Hanya ilustrasi


Jalur penyeberangan Jemaah yang hendak pulang dari Masjidil Haram tersebut berada di Kawasan Mahbaz Jin, tempat hotel-hotel dimana sejumlah Jemaah berasal dari embarkasi Surabaya menginap.

Novianto Hakim, seorang petugas haji bidang transportasi yang membantu Jemaah menyeberang mengatakan, sejak pukul 06.00 waktu Arab Saudi, ia Bersama 5 petugas lainya sudah siap siaga. Pembagianya dua orang membantu menyeberangkan Jemaah ke trotoar tengah, dua orang lagi menunggu di trotoar tengah dan bertugas menyeberangkan ke sisi jalan lainya.

Sementara dua orang petugas penyeberangan lainya, bergilir berteduh di halte. Pola tersebut dilakukan supaya tiap petugas mendapat kesempatan berteduh dari sengatan panas matahari.

“Tugas kami, pertama, mengatur dan membantu Jemaah yang akan menyeberang sehingga selamat sampai tujuan. Kemudian yang kedua, tugas kami yaitu mengarahkan para Jemaah haji asal Indonesia, menuju bus yang akan ditumpangi. Kawasan ini adalah Kawasan paling ramai, karena banyak Jemaah dari negara lain juga berkumpul di tempat ini.” Lanjutnya.

“saat ini masih relative padat, puncaknya adalah pukul 14.00 waktu Arab hingga sore hari. Kita berupaya bukan hanya menyeberangkan Jemaah, tetapi juga memandu mereka supaya sampai pada angkutan bus yang mereka tumpangi dengan selamat. Karena harus berdesakan dengan Jemaah dari negara lain.” Imbuhnya.

Seperti yang diketahui, Kawasan Mahbaz Jin dihuni Jemaah dari berbagai negara. Kebijakan pemerintah Arab Saudi, seluruh bus shalawat yang melintas digunakan oleh seluruh jemahaah haji dari berbagai negara, tidak hanya Indonesia.

 

 

Hanya ilustrasi

 

Dalam menjalankan tugasnya, mereka melengkapi dirinya dengan alat pelindung diri, berupa topi, kaim surban yang melilit wajah hhingga dada. Kemudian untuk menutupi mata dari terik matahari, mereka munggunakan kacamata hitam kemudian memegang lampu berwarna merah.

Di halte tempat mereka bergantian berteduh, terdapat termos berwarna merah berisi es batu untuk membasahi kain surban sehingga bisa membantu mendinginkan suhu panas karena cuaca yang begitu terik.

Novianto Bersama rekan-rekanya sepakat untuk menambah personel terutama membantu Jemaah yang sudah lanjut usia. “nanti kalua sudah ramai, kita butuh banyak petugas, terutama untuk membantu Jemaah yang sudah lanjut usia.” Ucapnya.

Keenam petugas tersebut bertugas selama 12 jam. Tim yang akan menggantikan juga akan bertugfas selama12 jam. Jadi terbagi dua shift, masing-masing bertugas selama 12 jam.

Lalu, apa tanggapan dari Jemaah haji, terhadap para petugas yang membantu mereka menyeberangkan jalan?

“kami sangat terbantu dengan adanya petugas tersebut. Karena dengan kondisi jalan dan arus lalu lintas seperti ini akan sangat sulit bagi kami untuk menyeberang.” Ucap salah satu Jemaah haji asal Indonesia.

Hal tersebut juga diucapkan oleh Jemaah haji lain. “grogi kalua nyeberang dengan kondisi seperti ini, apalagi ada banyak orang lanjut usia di rombongan haji. Jadi kami merasa sangat terbantu dengan hadirnya petugas yang memandu kami menyeberang dan menuju bus angkutan untuk kembali.

Banyak juga Jemaah haji yang merasa sangat senang, karena banyak dari mereka berasal dari desa dan merasa grogi untuk menyeberang. “Susah sekali untuk menyeberang. Untung saja ada petugas haji yang bertugas memandu kami. sehingga kami bisa menyeberang dengan aman. Walau ini terlihat sepele, tapi manfaatnya sangat besar, terutama bagi orang desa seperti kami.” Ucapnya.