One Night News - Ibu kota Korea Selatan, Seoul dilanda banjir parah pada senin (8/8). Banjir tersebut disebabkan hujan deras yang melanda Seoul dan beberapa wilayah lainya.
Seperti yang diberitakan kantor berita Yonhap, Banjir di
Seoul dan area sekitarnya disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dalam
beberapa decade terakhir.
Sejumlah wilayah Seoul, Kota Incheon dan Provinsi Gyeonggi
yang mengelilingi Seoul dilanda hujan lebat yang menurunkan lebih dari 100
milimeter air per jamnya pada senin malam (8/8).
Tak hanya itu,, curah hujan di distrik Dongjak, Seoul sempat
mencapai 141,5 mm per jam. Disebutkan bahwa angka tersebut merupakan curah
hujan tertinggi dalam per jam sejak 1942.
Kondisi curah hujan yang tinggi yang melanda semenanjung
korea kemarin juga menyebabkan korea utara membuka bendungan di batas kedua negara.
“mengingat hujan deras di semenanjung korea. Korea utara
berkali-kali membuka dan menutup gerbang air di bendungan Hwanggang. Tampaknya korea
utara menyesuaikan level air di bendungan hwanggang berdasarkan curah hujan,”
ucap seorang pejabat kementrian unifikasi korea selatan pada senin (8/8).
Pejabat korea selatan tersebut juga menyebutkan, korea utara
tidak memberi peringatan terlebih dahulu kala membuka bendungan tersebut.
Pejabat korea selatan sendiri memastikan pelepasan air di
bendungan hwanggang belum sampai menyebabkan kerusakan yang berarti untuk
korrea selatan. Namun pemerintah korea selatan akan tetap memantau situasi secara
ketat, lantaran curah hujan diperkirakan akan tetap tinggi hingga selasa (9/8) terutama
di daerah korea utara.
Namun keadaan banjir yang melanda Korea selatan belum bisa
dipastikan apakah dampak dari dibukanya bendungan korea utara tersebut atau
bukan.
Kejadian Banjir besar tersebut dikabarkan menyebabkan tujuh orang
meninggal dan beberapa dikabarkan hilang pada senin (8/8) dan bertambah hingga
16 orang pada rabu (10/8).
Dilansir dari Yonhap, Sebagian besar korban berada di Seoul kemudian lainya berada di Provinsi Gyeonggi dan Provinsi Gangwon.
Selain itu, sebanyak 17 orang dikabarkan mengalami cidera
dan luka-luka kemudian sekitar 2.676 rumah dan bangunan terendam banjir. Jumlah
tersebut juga dikabarkan banyak terjadi di seoul.
Beberapa fasilitas umum mengalami kerusakan dan berserakan. Transportasi
umum seperti kereta api dan kereta bawah tanah juga dihentikan sementara
lantaran tidak bisa beroperasi karena terendam banjir.
Sedangkan Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia
mengungkapkan telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk mengetahui
kondisi WNI yang berada di Korea Selatan kala banjir melanda seoul. Berdasarkan
database KBRI Seoul, tercatat 36.399 orang WNI yang menetap di korea selatan.
Beliau juga menghimbau WNI di korsel terutama yang terdampak
banjir untuk tetap waspada dan selalu memantau informasi dan petunjuk dari
pihak berwenang.
“KBRI Seoul telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan
segera menghubungi simpul-simpul WNI. Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang
terdampak langsung akibat banjir besar tersebut,” ucap Direktur Perlindungan
Warga Negara Republik Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, kutipan dari
CNNIndonesia.
Dengan keadaan tersebut KBRI akan tetap memantau kondisi dan
keselamatan WNI yang berada di Korea Selatan.



0 Comments
Posting Komentar