One Night News - Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Franciscus Welirang menanggapi pernyataan Mentri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait Harga mie instan di dalam negeri yang berpotensi naik tiga kali lipat seiring dengan tingginya harga gandum dunia yang disebabkan perang Rusia-Ukraina.
Franciscus memastikan jika harga mie instan tidak akan naik signifikan
bahkan hingga tiga kali lipat. Hal tersebut diungkapkanya karena harga gandum dunia
belakangan sudah terpantau turun.
Beliau juga menjelaskan harga gandum level tertinggi 2022
telah terjadi bulan mei lalu dan akan tiba hingga bulan agustus ini.
“harga gandum tertinggi sudah lewat dans sepertinya akan mulai
turun dan tidak akan naik lagi,” terang Francisus.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia
(Aptindo) juga menatakan penurunan harga gandum tersebut karena hasil panen di
kanada dan Amerika Serikat yang mulai membaik. Amerika Serikat dan Kanada
memang disebut menjadi salah satu pemasok gandum terbesar di Indonesia.
Aptindo juga menyebutkan kenaikan harga gandum di Indonesia
adalah hal yang normal karena menyesuaikan dengan harga jual sejak tahun lalu.
“Harga Gandum sudah memeperlihatkan tren kenaikan sejak 2021,
bukan hanya karena konflik Rusia-ukraina. Tetapi juga karena Panen dinegara
pengekspor gandum seperti Amerika Serikat dan Kanada sedang kurang baik,” ucap
Franky.
Disebutkan per akhir tahun 2021, harga terigu serbaguna dan
protein tinggi telah naik sekitar 6 persen. Sementara itu harga tepung protein
rendah naik hingga 15 persen.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang merupakan anak usaha INDF yang memproduksi Mie instan merk Indomie, telah menaikan harga jual dalam beberapa tahun terakhir.
Pernyataan franciscus sendiri menanggapi mentri Syahrul
Yasin Limpo yang sebelumnya menyatakan keadaan pangan dunia saat ini sedang
memburuk lantaran banyak factor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil
panen di seluruh dunia, terutama dampak iklim, Covid 19 dan konflik Rusia-Ukraina.
Hal tersebut dijelaskanya dari mulai akibat wabah Covid 19
yang melanda seluruh dunia, kemudian menghadapi krisis iklim dunia yang
menyebabkan tidak menentunya cuaca di seluruh
dunia hingga karena memanas dan terjadi konflik Rusia-Ukraina yang telah
terjadi selama beberapa bulan, mengingat kedua negara merupakan pengekspor
gandum terbesar di dunia.
“Jadi hati-hati yang makan mie instan banyak, karena dari
gandum besok harganya meningkat tiga kali lipat itu, maafkan saya bicara
ekstream, ada gandum tapi harganya akan mahal banget. Sementara kita impor
terus mie loh,” kata syahrul dikutip dari youtube Direktoral Jendral Tanaman
Pangan Kementan, pada agustus 2022.
Meskipun seperti itu, Harga mie instan disejumlah wilayah di
bali memang naik tapi tidak signifikan. Mie instan goreng yang dijual di pasar
katrangan, Denpasar Bali misalnya, mengalami kenaikan Rp.500 per bungkus.
Beberapa pedagang sembako juga mengatakan harga mie Instan sudah
naik Rp.10.000 per dus Ketika membeli dari distributor. Dulunya yang perdusnya
hanya Rp.100.000 kini jadi Rp.110.000.
Rumor kenaikan tersebut juga ditanggapi oleh Ketua Asosiasi
Ritel Indonesia (Aprindo) bali Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra, bahwa tak aka
nada kepanikan terkait isu kenaikan harga mie instan.
“Kembali lagi, bahwa mie itu bukan bahan makanan pokok dan
melainkan adalah barang subtitusi dari makanan pokok kita. Jadi tidak aka nada kepanikan
dari masyarakat,” ucapnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga mie memang lazim
terjadi, namun tidak akan se signifikan seperti isu yang beredar.
Menteri Pedagangan zulkifli Hasan memastikan kenaikan harga
mie instan tidak akan sampai tiga kali lipat. Hal tersebut diungkap karena
gandum memang memiliki tren naik karena di Australia sendiri ada sekitar 67
juta ton gandum gagal panen.
Beliau juga mengatakan kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa
waktu lalu ke ukraina dan Rusia membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan
pasokan gandum di Indonesia. Pasar gandum Indonesia juga akan mendapatkan suplai
besar ekspor dari ukraina. Selain itu kondisi negara penghasil gandum seperti Australia,
Amerika Serikat dan Kanada sudah mulai membaik dan dipastikan akan meningkat
karena panen.



0 Comments
Posting Komentar